“Tak satu pun petarung melakukan banyak hal”… Dana White mengkritik pertarungan pertama Alexander Pantoja dan Kai Kara-France

Penulis:ace Waktu Terbit:2025-06-28 Kategori: news

## Duel yang Kurang Menggugah: Kritik Pedas Dana White untuk Pantoja vs.

Kara-France Jilid 1Pertarungan ulang antara Alexander Pantoja dan Kai Kara-France di UFC 291 semakin dekat, namun bayangan dari pertemuan pertama mereka di tahun 2016 masih menyelimuti.

Pertarungan yang seharusnya menjadi ajang unjuk gigi bagi dua talenta kelas terbang ini justru menuai kritik pedas, terutama dari sang presiden UFC, Dana White.

Pantoja dan Kara-France pertama kali berbagi Octagon di UFC Fight Night 101, Melbourne, Australia.

Saat itu, Pantoja berhasil meraih kemenangan angka mutlak (unanimous decision) setelah pertarungan yang berlangsung selama tiga ronde.

Namun, di mata Dana White, pertarungan tersebut jauh dari kata memuaskan.

“Sejujurnya, *neither fighter really did much*,” ujar White dalam sebuah wawancara pasca-pertarungan kala itu.

Kritik pedas ini mencerminkan kekecewaan White terhadap performa kedua petarung yang dinilai kurang agresif dan kurang memberikan hiburan bagi para penonton.

Memang, jika kita telaah lebih dalam, statistik dari pertarungan pertama mereka menunjukkan gambaran yang cukup datar.

Pantoja, meski menang, hanya berhasil mendaratkan 66 pukulan signifikan dibandingkan 58 pukulan signifikan dari Kara-France.

Dalam aspek grappling, Pantoja unggul dengan 4 takedown sukses, namun Kara-France berhasil bertahan dengan baik dan tidak memberikan Pantoja kesempatan untuk melakukan *submission*.

**Analisis Subjektif dan Komentar Mendalam:**Kritik Dana White sebenarnya cukup beralasan.

Sebagai seorang promotor, White tentu menginginkan pertarungan yang memacu adrenalin dan membuat penonton terhibur.

Pertarungan Pantoja vs.

Kara-France jilid 1, meski teknis, terasa kurang membara dan kurang memiliki momen-momen yang akan diingat.

Dari sudut pandang pribadi saya, pertarungan tersebut memang terlihat seperti pertarungan yang lebih mengutamakan strategi daripada aksi.

Kedua petarung tampak berhati-hati dan enggan mengambil risiko besar.

Hal ini bisa dimaklumi, mengingat keduanya masih relatif baru di UFC dan ingin mengamankan kemenangan.

Namun, di arena MMA profesional, kemenangan saja tidak cukup.

"Tak satu pun petarung melakukan banyak hal"... Dana White mengkritik pertarungan pertama Alexander Pantoja dan Kai Kara-France

Seorang petarung juga harus mampu menghibur dan memberikan nilai jual bagi dirinya sendiri.

Kekurangan inilah yang kemudian dikritik oleh Dana White.

**Menuju Pertarungan Ulang:**Kini, tujuh tahun berselang, Pantoja dan Kara-France akan kembali berhadapan.

Keduanya telah berkembang pesat dan menjadi petarung yang lebih matang.

Pantoja kini menyandang gelar juara kelas terbang UFC, sementara Kara-France berambisi merebut kembali gelar tersebut.

Pertanyaan besar yang muncul adalah, apakah mereka akan belajar dari kesalahan di masa lalu dan memberikan pertarungan yang lebih menggugah?

Atau, akankah mereka kembali terjebak dalam pertarungan yang monoton dan kurang menghibur?

Saya pribadi berharap, kritik dari Dana White di masa lalu menjadi cambuk bagi Pantoja dan Kara-France untuk tampil lebih agresif dan memberikan pertarungan yang layak dikenang.

UFC 291 akan menjadi panggung pembuktian bagi keduanya, bukan hanya untuk meraih kemenangan, tetapi juga untuk membuktikan bahwa mereka layak menjadi bintang di kelas terbang.